Perang vendor ponsel global dalam memenangkan market ponsel pintar (smartphone) makin agresif. Demi mengalahkan penguasa pasar (market leader) smartphone seperti Apple Inc, Sony corp akhirnya mengakuisisi Ericsson dengan nilai restrukturisasi mencapai USD 1,5 miliar atau setara Rp 13,62 triliun.
Selama ini, ponsel Sony Ericsson yang menyasar segmen high end memang menyematkan teknologi dari Sony. Sebut saja Sony Xperia Arc yang dirilis awal 2011 silam. Untuk mendukung ketajaman layar ponsel berbasis system operasi android tersebut, digunakanlah teknologi Sony Bravia. Hasilnya, visualisasi dari Sony Ericsson Arc pun memang lebih jernih. Apalagi, Sony Ericsson Xperia Arc juga memiliki keunggulan di sisi kamera 8.1 mega pixel.
Rupanya, teknologi di belakang layar yang selama ini mendukung Sony Ericsson, masih belum cukup untuk mendongkrak performa Sony Ericsson. Head of Region East Java Sonny Ericsson Branch Robertus Sutandiyabagiya Supala mengatakan, saat ini market share Sony Ericsson, khususnya di Jatim masih di angka 8 persen. Secara penguasaan pasar, Sony Ericsson hanya mampu berdiri di nomor empat setelah yang pertama Samsung, kedua Nokia, dan ketiga si berry hitam atau Blackberry.
"Kami tak menampik bahwa semisal BlackBerry, sangat kuat di pasar saat ini. Meski demikian dengan akuisisi Sony, optimistis bahwa pasar kami bakal terdongkrak di level 10 persen pada 2012," tutur pria yang kerap disapa Robert ini kemarin (13/1).
Robert mengatakan bahwa sejak Sony Ericsson didukung oleh teknologi Sony, serta fokus untuk bermain di segmen middle high, penjualan Sony Ericsson melonjak drastic 200 persen sepanjang 2011 lalu. Dan akumulasi data hingga akhir 2011 menunjukkan bahwa 65-70 persen penjualan didominasi oleh smartphone android.
Robert mengatakan, untuk meneruskan respon pasar yang positif, produk-produk yang bakal menggunakan nama Sony ini nantinya juga serius untuk menyerbu pasar menengah ke atas. "Kami bakal perkuat segmen middle high berganti nama Sony. Pasar low-end akan dikurangi, namun produk yang sudah beredar di pasar dengan merek Sony Ericsson tidak akan ditarik," tandasnya.
Salah satu produk awal Sony yang akan masuk ke pasar Indonesia awal tahun ini adalah Sony Xperia S, yang masuk dalam seri baru Xperia NXT. Xperia S menjadi salah satu smartphone yang dipamerkan di perhelatan internasional CES (consumer electronic show) di Las Vegas Januari ini. Xperia S yang berbasis android menyematkan layar dengan resolusi tinggi, Sony HD experiences, dan kamera 12 mega pizxel yang dapat mengambil gambar dalam 1,5 detik dari keadaan standby. Xperia S juga menggunakan dual core prosesor 1,5 GHz.
Sebelumnya, deal bisnis Sony yang memutuskan untuk membeli perusahaan asal Swedia tersebut bakal mengukuhkan performa ponsel entertainment, yang didukung konten label musik milik Beyonce dan Britney Spears, hingga game Playstation. "Ini merupakan awal dari sesuatu yang saya pikir cukup menyihir," ungkap Chairman Sony Sir Howard Stringer di London.
"Kami dapat menyuguhkan kepada consumer smartphone, laptop, tablet, dan televisi untuk terkoneksi satu sama lain dan membuka dunia baru atas entertainmen online," terangnya.
Analis Mizuho Investor Sekuritis di Tokyo Nobuo Kurahashi menuturkan bahwa Sony terlihat bakal melakukan performa yang sama seperti yang dilakukan Apple, yakni mempertemukan user (pengguna) dengan menghubungkan ke beberapa variasi alat (device) dengan system operasi yang sama. Selama ini, tablet Sony hingga device Sony lainnya masih terpisah dengan ponsel yang dibikin oleh Sony Ericsson. "Smartphone bakal menjadi produk yang penting bagi Sony. Bahkan, mereka (smatphone) bisa menjadi device utama yang digunakan orang untuk terkoneksi ke internet," ujarnya.
Chief Executive Hans Vestberg Ericsson mengungkapkan bahwa pembayaran tunai Sony digunakan untuk memperkuat fundamental perusahaan. "Kami masih belum punya rencana untuk membayarkan kepada pemegang saham," tuturnya.(gal/reuters/sonyericsson)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar